Cari Berita

Rabu, Februari 20, 2013

Budidaya dan Cara Pemeliharaan Kelinci

Yang perlu diperhatikan dalam usaha ternak kelinci adalah persiapan lokasi yang sesuai, pembuatan kandang kelinci, penyediaan bibit dan penyediaan pakan.
 
1. Penyiapan Sarana dan Perlengkapan
Fungsi kandang sebagai tempat berkembangbiak dengan suhu ideal 21° C, sirkulasi udara lancar, lama pencahayaan ideal 12 jam dan melindungi ternak dari predator. Menurut kegunaan, kandang kelinci dibedakan menjadi kandang induk. Untuk induk/kelinci dewasa atau induk dan anak-anaknya, kandang jantan, khusus untuk pejantan dengan ukuran lebih besar dan Kandang anak lepas sapih. Untuk menghindari perkawinan awal kelompok dilakukan pemisahan antara jantan dan betina. Kandang berukuran 200x70x70 cm tinggi alas 50 cm cukup untuk 12 ekor betina/10 ekor jantan. Kandang anak (kotak beranak) ukuran 50x30x45 cm.

Menurut bentuknya kandang kelinci dibagi menjadi:
1.Kandang sistem postal, tanpa halaman pengumbaran, ditempatkan dalam ruangan,  untuk kelinci muda.
2. Kandang sistem ranch ; dilengkapi dengan halaman pengumbaran.
3. Kandang battery; mirip sangkar berderet dimana satu sangkar untuk satu ekor dengan konstruksi Flatdech Battery (berjajar), Tier Battery (bertingkat), Pyramidal Battery (susun piramid).
Perlengkapan kandang yang diperlukan adalah tempat pakan dan minum yang tahan pecah dan mudah dibersihkan.

2. Pembibitan
Untuk syarat ternak tergantung dari tujuan utama pemeliharaan kelinci tersebut. Untuk tujuan jenis bulu maka jenis Angora, American Chinchilla dan Rex merupakan ternak yang cocok. Sedang untuk tujuan daging maka jenis Belgian, Californian, Flemish Giant, Havana, Himalayan dan New Zealand merupakan ternak yang cocok dipelihara.
1. Pemilihan bibit dan calon induk
Bila peternakan bertujuan untuk daging, dipilih jenis kelinci yang berbobot badan dan tinggi dengan perdagingan yang baik, sedangkan untuk tujuan bulu jelas memilih bibit-bibit yang punya potensi genetik pertumbuhan bulu yang baik. Secara spesifik untuk keduanya harus punya sifat fertilitas tinggi, tidak mudah nervous, tidak cacat, mata bersih dan terawat, bulu tidak kusam, lincah/aktif bergerak.
2. Perawatan Bibit dan calon induk
Perawatan bibit menentukan kualitas induk yang baik pula, oleh karena itu perawatan utama yang perlu perhatian adalah pemberian pakan yang cukup, pengaturan dan sanitasi kandang yang baik serta mencegah kandang dari gangguan luar.
3. Sistem Pemuliabiakan
Untuk mendapat keturunan yang lebih baik dan mempertahankan sifat yang spesifik maka pembiakan dibedakan dalam 3 kategori yaitu:
1. In Breeding (silang dalam), untuk mempertahankan dan menonjolkan sifat spesifik misalnya bulu, proporsi daging.
2. Cross Breeding (silang luar), untuk mendapatkan keturunan lebih baik/menambah sifat-sifat unggul.
3. Pure Line Breeding (silang antara bibit murai), untuk mendapat bangsa/jenis baru yang diharapkan memiliki penampilan yang merupakan perpaduan 2 keunggulan bibit.
4. Reproduksi dan Perkawinan
Kelinci betina segera dikawinkan ketika mencapai dewasa pada umur 5 bulan (betina dan jantan). Bila terlalu muda kesehatan terganggu dan mortalitas anak tinggi. Bila pejantan pertama kali mengawini, sebaiknya kawinkan dengan betina yang sudah pernah beranak. Waktu kawin pagi/sore
hari di kandang pejantan dan biarkan hingga terjadi 2 kali perkawinan, setelah itu pejantan dipisahkan.
5. Proses Kelahiran
Setelah perkawinan kelinci akan mengalami kebuntingan selama 30-32 hari. Kebuntingan pada kelinci dapat dideteksi dengan meraba perut kelinci betina 12-14 hari setelah perkawinan, bila terasa ada bola-bola kecil berarti terjadi kebuntingan. Lima hari menjelang kelahiran induk dipindah ke kandang beranak untuk memberi kesempatan menyiapkan penghangat dengan cara merontokkan bulunya. Kelahiran kelinci yang sering terjadi malam hari dengan kondisi anak lemah, mata tertutup dan tidak berbulu. Jumlah anak yang dilahirkan bervariasi sekitar 6-10 ekor.

Selamat berusaha, Smoga Sukses

Sumber dari: http://carabudidaya.com/budidaya-kelinci/

Jumat, Februari 01, 2013

Dzikir dan Doa Setelah Shalat


Seseorang dituntut agar melaksanakan salat seperti salatnya Nabi sesuai dgn sabdanya “Sholluu Kamaa Roatumuuni Usholli” . Karena beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam mengerjakan zikir jika telah selesai salat maka kita juga mengerjakannya meskipun tidak mampu selengkap beliau. Zikir-zikir yg di baca Nabi saw tiap selesai salat banyak sekali baik yg diriwayatkan dgn sanad yg dhaif/lemah ataupun yg diriwayatkan dgn sanad yg shahih . Adapun zikir-zikir yg diriwayatkan dgn sanad yg shahih itu di antaranya adalah sebagai berikut
1. Membaca ‘Istighfar’  3x
Hal itu sesuai dgn hadits Nabi saw yg diriwayatkan oleh Tsauban RA dia berkata “Rasulullah SAW apabila selesai salat membaca Istighfar 3 kali dan membaca ‘Allahumma antas salaam waminkas salaam tabaarokta yaa dzal jalaali wal ikroomi’.”
2. Membaca zikir:
 “Laa ilaha illallahu wahdahu laa syariikalahu lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘ala kulli syai in qodiir” dan membaca “Allahumma laa maani’a limaa ‘a’thaita walaa mu’thia limaa mana’ta walaa yanfa’u dzal jaddi minkal jaddu.”
Hal itu sesuai dgn hadis dari al-Mughirah bin Syu’bah ra bahwasanya Nabi SAW membaca zikir tiap selesai salat fardhu
3. Membaca Tasbih 33x Tahmid 33x dan Takbir 33x lalu pada hitungan keseratus membaca “Laa ilaha illallohu wahdahu laa syariikalahu lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘ala kulli syain qadiir.”
Hal itu sesuai dgn hadis dari Abu Hurairah RA dari Rasulullah SAW bersabda “Barang siapa membaca tasbih 33 kali tahmid 33 kali dan takbir 33 kali tiap selesai salat hitungan tersebut berjumlah 99 dan dia membaca pada hitugan keseratus ‘Laa ilaha illallahu wahdahu laa syariikalahu lahul mulku walahul hamdu wahuwa ala kulli sya’in qodiir’ maka diampunilah segala dosa-dosanya sekalipun sebanyak buih air laut.”
4. Membaca zikir/do’a
Seperti yg diriwayatkan Sa’d bin Abi Waqqash untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT dari kekikiran sifat penakut umur yg hina/pikun fitnah dunia dan fitnah kubur. Dari Sa’ad bin Abi Waqqash ra bahwa Rasulullah saw memohon perlindungan kepada Allah SWT tiap kali selesai salat dengan bacaan “Allahumma inni a’udzu bika minal bukhli wa a’udzu bika minal jubni wa a’udzu bika min an urodda ilaa ardzalil umri wa a’udzu bika min fitnatid dunya wa a’udzu bika min adzaabil qobri”. 
5. Membaca zikir/doa
“Allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatika’. Hal ini sesuai dgn hadis Muadz bin Jabal bahwa Rasulullah SAW berkata kepadanya “Aku berwasiat kepadamu wahai Muadz janganlah Engkau benar-benar meninggalkan tiap kali selesai salat membaca ‘Allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatika” .
6. Membaca ayat Kursi yaitu surah Al-Baqarah ayat 255
“Allahu laa Ilaaha Illa huwal hayyul qoyyuum laa ta’khudzuhu sinatuw walaa nauum lahuu maa fis samaawaati wamaa fil ardhi mandzal ladzii yasyfa’u ‘indahuu illa bi idznihi ya’lamu maa baiina aidiihim wamaa kholfahum walaa yuhiithuuna bisyain min ‘ilmihi illa bimaa syaa’a wasi’a kursiyyuhus samaawati wal ardho wa laa yauduhu hifdzuhumaa wahuwal ‘aliyyul ‘adziim’.
Hal itu sesuai dgn hadis dari Umamah ra Rasulullah SAW bersabda “Barangsiapa membaca ayat Kursi tiap kali selesai salat maka tidak akan menghalangi dia masuk surga kecuali dia tidak mati ”.

Wallohu A'lam Bissawab

Sumber Subulus Salaam Muhammad bin Isma’il ash-Shan’ani Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia

Semoga Bermanfaat.......................