Kewajiban Seorang Suami
Kewajiban sebagai seorang suami banyak sekali, namun secara umum yang terpenting di antaranya:
- Kewajiban materi meliputi pemberian nafkah; kebutuhan makanan, pakaian, pendidikan keluarga, serta tempat tinggal.
- Tidak boleh memberatkan isteri dengan mengajukan berbagai tuntutan di luar kemampuannya. Jangan membuat suasana kacau karena permasalahan sepele, sebagaimana yang telah diwasiatkan Rasulullah Sholallahu ‘alahi wassalam: “Ingatlah dan berwasiatlah kepada wanita dengan kebaikan, karena mereka berada di sisimu bagaikan pelayan dan kalian tidak bisa memiliki lebih dari itu kecuali mereka telah melakukan perbuatan keji dengan bukti jelas” Shahih diriwayatkan at-Tirmidzi dalm Sunannya (1163) dan Ibnu dalam Sunannya (1851)
- Kewajiban non materi seorang suami meliputi; menggembirakan isteri dan bersikap lemah lembut dalam bertutur kata. Sang suami harus bermusyawarah dan meminta pendapat isteri dalam menunaikan kebaikan. Begitu juga sang suami harus berterima kasih atas jerih payah isterinya dan tidak boleh mendiamkan di atas tiga hari karena urusan keduniaan.
- Hendaknya seorang suami memberi kesempatan bagi isterinya untuk beramal shalih, bersedekah dengan hartanya, memberi hadiah, menyambut tamu dari keluarga dan kerabatnya, serta setiap orang yang mempunyai hak atasnya.
- Hendaklah mengambil waktu yang cukup untuk tinggal di rumah dan berusaha semaksimal mungkin menghindari keluar rumah/sering bepergian tanpa tujuan. Karena sering keluar rumah yang tanpa manfaat, misal begadang, akan membawa kehancuran.
- Hendaknya suami tidak melarang isterinya berkunjung kepada keluarga dan kerabatnya asal tidak berlebihan.
- Wanita adalah mahluk yang lemah, maka wajib bagi laki-laki memberi perhatian cukup, melarangnya ke pasar dan tempat lain sendirian, dan harus menjauhkannya dari tempat ikhtilat dan khalwah dengan laki-laki lain. Begitu juga seorang suami, harus menjauhkan dari rumahnya segala sesuatu yang merusak aqidah dan akhlak keluarga, dan menyingkirkan segala sarana maksiat yang menghancurkan kehormatan, seperti alat musik.
- Seorang suami harus mengajarkan kepada isterinya ilmu agama dan mendidiknya di atas kebaikan, serta menyiapkan segala kebutuhannya dalam rangka untuk meraih ilmu dan istiqamah dalam beragama sesuai dengan ajaran Allah.
Apabila kita ingin membangun rumah tangga yang penuh mawaddah dan rahmah alias penuh ketentraman dan kedamaian, maka suami dan istri harus pandai melaksanakan kewajibannya masing-masing, jangan hanya pintar menuntut hak sementara kewajiban diabaikan. Pada MaPI edisi 04 April 2001 sudah dibahas kewajiban suami terhadap isrri. Sekarang, apa kewajiban isrri kepada suami? Kewajibannya adalah:
- Menjaga amanah Amanah yang ada di tangan istri berupa harta, anak, dan kehormatan. Isrri wajib mengatur harta yang diterima dari suaminya agar bisa digunakan sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan keluarga. Sikap boros merupakan cerminan dari isrri yang tidak bisa menjaga amanah (harta suami). Istri wajib mencurahkan tenaga, pikiran, dan perasaan dalam mendidik anak agar menjadi shaleh, karena dia merupakan amanah Allah. Istri yang kurang memperhatikan pendidikan yang baik bagi anak-anaknya merupakan gambaran istri yang tidak mampu menjaga amanah (anak).
- Istri wajib menjaga kehormatan dirinya, ia tidak dibenarkan menjalin “keakraban” dengan lelaki lain. “...sebab itu maka wanita yang shaleh, ialah yang taat kepada Allah, lagi memelihara diri di balik suaminya (saat suami tidak ada) oleh karena Allah telah memelihara (mereka)”. (Q.S. An-Nisa : 34) Ayat ini menegaskan bahwa istri yang shaleh itu taat kepada perintah-perintah Allah dan menjaga amanah suaminya berupa anak, harta, dan kehormatan.
- Menjaga penampilan agar tetap menarik Rasulullah saw. bersabda: “Sebaik-baik isrri ialah bila engkau pandang menyenangkan, bila engkau perintah ia taat kepadamu, dan bila engkau tidak ada di sisinya, ia bisa menjaga kehormatan dan harta.”
- Mensyukuri segala sesuatu yang diberikan suami Setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan. Sebagai manusia, dalam diri suami tentu terdapat kekurangan dan kelebihan. Istri wajib menghargai kelebihan suami dan menerima segala kekurangannya. Oleh sebab itu, kalau suatu saat suami melakukan kekeliruan atau kealfaan, istri tidak boleh melupakan segala kebaikan suami. Nabi saw. menyebutkan dalam hadits riwayat Bukhari, bahwa di akhirat banyak wanita yang masuk neraka karena suka melupakan kebaikan suami pada saat suami melakukan kekeliruan, seolah-olah suami belum pernah berbuat kebaikan sedikit pun. Silakan perhatikan keterangan berikut. “Neraka pernah diperlihatkan kepadaku, ternyata kebanyakan penghuninya adalah kaum perempuan, yaitu mereka yang tidak tahu berterima kasih kepada suami. Andaikata engkau (suami) berbuat baik kepada seseorang di antara mereka setahun, kemudian ia melihat sedikit cela padamu, maka ia akan mengatakan: Saya tak pernah melihat sedikit pun kebaikan darimu.” (H.R. Bukhari).
Dikutip dari buku “Romantika Kawin Muda” karya Al Ustadz Zaenal Abidin dan diolah dari berbagai Sumber