Hukum Sholat Witir
Sholat witir menurut 3 mazhab, yaitu Syafii, Maliki, dan Hambali hukumnya adalah sunnat mu’akad, sholat sunnat yang paling utama diantara sholat2 sunat lainnya. Mazhab Hanafi menempatkan hukun sholat witir sedikit dibawah fardhu, jadi lebih tinggi dari sunnat mu’akad.
Dari Ali r.a. : “Sholat witir itu bukan wajib sebagaimana sholat lima waktu, tetapi Rasulallah s.a.w. telah mencontohkannya dan bersabda; Sesungguhnya Allah itu witir (esa) dan suka kepada bilangan yang ganjil (witir), maka sholat witir lah wahai ahli Qur’an”. (H.R. Abu Dawud dan At Tarmidzi)
Di bulan Ramadhan, sholat witir berjamaah hukumnya sunnat. Selain dibulan Ramadhan, sholat witir berjamaah hukumnya makruh.
Jumlah Rakaat dan Cara Pengerjaannya
Sholat witir ini dikerjakan 1 rakaat, atau 3 rakaat, atau 5 rakaat, atau 7 rakaat, atau 9 rakaat, atau 11 rakaat. Untuk sholat witir 3 rakaat, sholat dilakukan sekaligus dengan 1x duduk tasyahud dan 1x salam agar tidak serupa dengan sholat maghrib, sedangkan untuk 5 atau lebih rakaat, maka pengerjaannya adalah 2 rakaat salam, 2 rakaat salam, dst, dan terakhir 1 rakaat salam.
Tetapi boleh juga dilakukan seluruhnya dengan 2x tasyahud dan 1x salam. Misalnya sholat witir 5 rakaat, maka 4 rakaat langsung, lalu duduk tasyahud, berdiri lagi mengerjakan 1 rakaat terakhir, duduk tasyahud, dan salam.
Alternatif lain pengerjaan sholat witir adalah seluruh rakaat dilakukan sekaligus, 1x duduk tasyahud, dan 1x salam. HR Ahmad, Nasa’I dan Ibnu Majah meriwayatkan bahwa Rasulallah saw shalat witir 7 atau 5 rakaat bersambung, tidak dipisahkan dengan salam atau bicara.
Waktu sholat witir adalah sesudah sholat Isya sampai terbit fajar. Hukumnya sunnat bagi seseorang yang menyegerakan sholat witir pada permulaan malam ( sesudah Isya) bagi yang takut tidak tidak akan bangun pada akhir malam. Tetapi bagi seseorang yang sanggup bangun pada akhir malam, maka sunnat baginya mengerjakan sholat witir itu pada akhir malam sesuai denga hadist Nabi berikut ini:.
Dari Jabir ra berkata dia: Telah bersabda Rasulallah saw:“ Siapa yang khawatir bahwa ia tidak akan bangun di akhir malam, maka hendaklah ia witir diawalnya, dan siapa yang berharap bahwa akan bangun pada diakhirnya, maka hendaklah ia witir di akhir malam, karena sesungguhnya sholat di akhir malam itu disaksikan (oleh para Malaikat) dan itulah yang lebih utama”. (HR Muslim) .
Sholat witir merupakan penutup sholat malam dan hanya dikerjakan 1 x sehari. HR Muslim: dari Ibnu Umar ra Raulallah saw bersabda: “ Jadikanlah sholat witir sebagai penutup sholatmu diwaktu malam”. Sekarang bagaimana jika seseorang telah mengerjakan sholat witir sesudah sholat Isya, kemudian ternyata ia bisa bangun malam dan sholat Tahajjud, apkah ia perlu sholat witir lagi? Jawabannya tidak. Ia telah menutup sholatnya pada hari itu denagn sholat witir sesudah sholat Isya. Dan ia membuka kembali sholatnya dengan sholat Tahajjud, tidak perlu dia tutup kembali
Doa Qunut
Imam Syafi’I dan lain-lain berpendapat bahwa doa Qunut tidak perlu dibaca pada tiap-tiap sholat witir, tetapi hanya pada pertengahan Ramadhan sampai akhir Ramadhan saja. Tetapi ada yang berpendapat bahwa Qunut disunnahkan untuk dibaca pada setiap witir, mengikuti hadist dari Hasan bin Ali ra.
Surah Yang Dibaca
Jika sholat witir dikerjakan 3 rakaat maka di sunatkan membaca surah Al A’la a (Sabbihisma Robbikal A’laa ….. ) pada rakaat pertama, membaca surah Al Kafirun pada rakaat kedua, dan kemudian membaca surah Al Ikhlas (Qul huwallaahu ahad) + surah Al Falaq (Qul a’uudzu birobbil falaq ..)+ surah An Naas (Qul a’uudzu birobbin naas) pada rakaat ketiga.
Sholat witir menurut 3 mazhab, yaitu Syafii, Maliki, dan Hambali hukumnya adalah sunnat mu’akad, sholat sunnat yang paling utama diantara sholat2 sunat lainnya. Mazhab Hanafi menempatkan hukun sholat witir sedikit dibawah fardhu, jadi lebih tinggi dari sunnat mu’akad.
Dari Ali r.a. : “Sholat witir itu bukan wajib sebagaimana sholat lima waktu, tetapi Rasulallah s.a.w. telah mencontohkannya dan bersabda; Sesungguhnya Allah itu witir (esa) dan suka kepada bilangan yang ganjil (witir), maka sholat witir lah wahai ahli Qur’an”. (H.R. Abu Dawud dan At Tarmidzi)
Di bulan Ramadhan, sholat witir berjamaah hukumnya sunnat. Selain dibulan Ramadhan, sholat witir berjamaah hukumnya makruh.
Jumlah Rakaat dan Cara Pengerjaannya
Sholat witir ini dikerjakan 1 rakaat, atau 3 rakaat, atau 5 rakaat, atau 7 rakaat, atau 9 rakaat, atau 11 rakaat. Untuk sholat witir 3 rakaat, sholat dilakukan sekaligus dengan 1x duduk tasyahud dan 1x salam agar tidak serupa dengan sholat maghrib, sedangkan untuk 5 atau lebih rakaat, maka pengerjaannya adalah 2 rakaat salam, 2 rakaat salam, dst, dan terakhir 1 rakaat salam.
Tetapi boleh juga dilakukan seluruhnya dengan 2x tasyahud dan 1x salam. Misalnya sholat witir 5 rakaat, maka 4 rakaat langsung, lalu duduk tasyahud, berdiri lagi mengerjakan 1 rakaat terakhir, duduk tasyahud, dan salam.
Alternatif lain pengerjaan sholat witir adalah seluruh rakaat dilakukan sekaligus, 1x duduk tasyahud, dan 1x salam. HR Ahmad, Nasa’I dan Ibnu Majah meriwayatkan bahwa Rasulallah saw shalat witir 7 atau 5 rakaat bersambung, tidak dipisahkan dengan salam atau bicara.
Waktu sholat witir adalah sesudah sholat Isya sampai terbit fajar. Hukumnya sunnat bagi seseorang yang menyegerakan sholat witir pada permulaan malam ( sesudah Isya) bagi yang takut tidak tidak akan bangun pada akhir malam. Tetapi bagi seseorang yang sanggup bangun pada akhir malam, maka sunnat baginya mengerjakan sholat witir itu pada akhir malam sesuai denga hadist Nabi berikut ini:.
Dari Jabir ra berkata dia: Telah bersabda Rasulallah saw:“ Siapa yang khawatir bahwa ia tidak akan bangun di akhir malam, maka hendaklah ia witir diawalnya, dan siapa yang berharap bahwa akan bangun pada diakhirnya, maka hendaklah ia witir di akhir malam, karena sesungguhnya sholat di akhir malam itu disaksikan (oleh para Malaikat) dan itulah yang lebih utama”. (HR Muslim) .
Sholat witir merupakan penutup sholat malam dan hanya dikerjakan 1 x sehari. HR Muslim: dari Ibnu Umar ra Raulallah saw bersabda: “ Jadikanlah sholat witir sebagai penutup sholatmu diwaktu malam”. Sekarang bagaimana jika seseorang telah mengerjakan sholat witir sesudah sholat Isya, kemudian ternyata ia bisa bangun malam dan sholat Tahajjud, apkah ia perlu sholat witir lagi? Jawabannya tidak. Ia telah menutup sholatnya pada hari itu denagn sholat witir sesudah sholat Isya. Dan ia membuka kembali sholatnya dengan sholat Tahajjud, tidak perlu dia tutup kembali
Doa Qunut
Imam Syafi’I dan lain-lain berpendapat bahwa doa Qunut tidak perlu dibaca pada tiap-tiap sholat witir, tetapi hanya pada pertengahan Ramadhan sampai akhir Ramadhan saja. Tetapi ada yang berpendapat bahwa Qunut disunnahkan untuk dibaca pada setiap witir, mengikuti hadist dari Hasan bin Ali ra.
Surah Yang Dibaca
Jika sholat witir dikerjakan 3 rakaat maka di sunatkan membaca surah Al A’la a (Sabbihisma Robbikal A’laa ….. ) pada rakaat pertama, membaca surah Al Kafirun pada rakaat kedua, dan kemudian membaca surah Al Ikhlas (Qul huwallaahu ahad) + surah Al Falaq (Qul a’uudzu birobbil falaq ..)+ surah An Naas (Qul a’uudzu birobbin naas) pada rakaat ketiga.