Cari Berita

Rabu, November 05, 2008

INFO KESEHATAN

VITAMIN dari Matahari
Tidak sia-sia vitamin D mendapat gelar tambahan sebagai vitamin matahari pagi. Dengan terkena sinar sedikit saja, lapisan bawah kulit mampu memproduksi vitamin D.

Sekarang, gelar itu makin dikukuhkan, karena sayuran yang terkena sinar ultraviolet ternyata mengandung vitamin D lebih banyak. Bahkan jamur yang tersinari ultraviolet, kandungan vitamin D-nya dua hingga empat kali lipat daripada yang tumbuh gelap-gelapan.J

amur konvensional dikenal mengandung sedikit vitamin D2 atau ergocalciferol. Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), hanya 4% dari kebutuhan 400 IU (internationat unit) kebutuhan tubuh yang disuplai dari nutrisi jamur.

Sedikit mengandung vitamin D2, namun jamur

konvensional kaya dengan derivat komponen kolestrol yakni ergosterol, yang dapat diubah menjadi vitamin D2 apabila terkena sinar ultraviolet.

Sekadar informasi, tubuh memproduksi vitamin D3 atau cholecalciferol berasal dari derivat kolesterol yang ada dalam kulit.

Temuan ini agak mengejutkan sebab jamur adalah tipe sayuran yang tumbuh dalam situasi gelap dan lembab. Cahaya hanya diperlukan pada saat panen.

Peneliti dari Pennsylvania State University dan Monterey Mushroom memperlihatkan, meski dengan sedikit sinar ultraviolet saja, dapat menggenjot kandungan vitamin D.

Pada penelitian pertama, jamur dikenai sinar ultraviolet satu jam sebelum dipanen. Hasilnya kandungan vitamin D2 melonjak dua kali lipat daripada catatan FDA. Kandungan vitamin D2 meroket menjadi empat kali lipat apabila jamur yang telah dipanen dikenai sinar ultraviolet selama lima menit.

Walaupun kemampuan sinar ultraviolet dalam mengkonversi ergocalciferol menjadi vitamin D2 tidak perlu dipertanyakan lagi, penelitian masih dilanjutkan untuk melihat mana yang terbaik. Disinari sebelum atau sesudah panen. Demikian pula dengan lama waktu penyinaran untuk memperoleh hasil maksimal.

Secara tradisional jamur tidak kena sinar matahari karena warnanya tidak akan putih bersih lagi melainkan coklat. Petani menuruti permintaan pasar yang tidak suka jamur coklat. Lain halnya jika jamur itu memang dari jenis yang gelap seperti crimini.

Bagi mereka yang tinggal di negara beriklim subkontinental yang irit sinar matahari pada musim gugur dan dingin, kabar dari jamur ini cukup membantu. Hanya sedikit bahan makanan yang mengandung vitamin D alami, di antaranya kuning telur, hati, ikan dan minyak ikan.

Lagipula FDA mengeluarkan sedikit izin untuk menambahkan kandungan vitamin D pada makanan seperti jus dan sereal. Temuan ini juga menambah daftar pangan bagi para vegetarian yang tidak mengkonsumsi ikan dan susu.

Menurut catatan FDA, sebanyak 60% kebutuhan vitamin D manusia dewasa berasal dari makanan. Walaupun diberi suplemen tambahan, umumnya kebutuhan vitamin D tidak tercukupi 100%.

Orang-orang gemuk atau obesitas biasanya kekurangan vitamin matahari, walaupun memperoleh asupan cukup dari makanan. Karena hanya sedikit yang terserap tubuh akibat tersumbat lemak yang berjejalan.

Selain menjadi andalan kesehatan tulang dan gigi, vitamin D memainkan peranan penting untuk menekan resiko kanker kolon, payudara, prostat, serangan stroke, darah tinggi, mencegah gagal jantung dan diabetes.

Untuk mendapat 400 IU sehari seperti anjuran FDA, tubuh setidaknya mengkonsumsi empat ons ikan, empat cangkir susu, atau 10 sajian sereal. Dengan bantuan jamur UV, setidaknya dapat membantu. (Inilah.com)

Tidak ada komentar: